Kehidupan yang bermakna, bagaimana maksudnya? Apakah rutinitas yang kita jalani saat ini sudah memiliki makna? Jawabannya ada pada diri kita masing-masing. Manusia sebagai sosial memiliki kecenderungan untuk berbagi dan berebut. Kita tidak akan menyadari apa yang sesungguhnya kita lakukan pada kehidupan ini jika kita tidak meresapi, mendalami dan mereduksi dalam sebuah filosofi. Jika hal-hal tersebut sudah kita lakukan, kita akan lebih mudah untuk selalu merasa kaya, dan sejahtera. Lalu apa yang kita lakukan? Kita akan dengan mudah bersyukur setiap saat dan selalu melakukannya. Itulah yang dinamakan bermakna.
Pengembangan diri harus senantiasa dilakukan. Jika kita tidak mengerti konsepnya dan langkah teknisnya maka kita hanya buang-buang waktu saja. Yang terpenting adalah kita mengetahui konsep dasarnya. Kebutuhan diri pribadi kita dari yang paling dasar sebagai berikut:
Dari beberapa hal diatas, tanyakan pada diri masing-masing sudah pada tahapa manakah diri kita saat ini? Jika sudah mengerti akan jawabanya maka kita harus menyesuaikan dengan realita. Jangan sampai kita terjebak pada kebutuhan fisiologis. Atau bahkan lebih rendah dari itu, kebutuhan akan gaya hidup memperbudak kita, dan semakin membuat rendah diri kita dimata manusia dan Tuhan. Yang terakhir aktualisasikan diri kita sebagaimana yang kita inginkan untuk menjadi apapun cita-cita kita. Agar kita tidak diperbudak lagi oleh kebutuhan-kebutuhan yang lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar